(Djarum Sirnas Bali Open) ‘Tua-tua Keladi’

Selebrasi kemenangan Dian Fitriani/Nadiya Melati (Pertamina Fastron).
Selebrasi kemenangan Dian Fitriani/Nadiya Melati (Pertamina Fastron).
Sirkuit Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Denpasar | Tua-tua keladi, makin tua, makin jadi. Ungkapan tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan sosok seorang Nadiya Melati. Nadiya yang usianya sudah tidak muda lagi, berhasil tampil konsisten dengan menyabet lima gelar juara dari tujuh seri Djarum Sirkuit Nasional yang telah berlangsung sepanjang 2018 ini. Berduet dengan Dian Fitriani, pasangan asal PB Pertamina Fastron ini sukses menjadi kombinasi ganda putri terbaik yang mewarnai atmosfer kompetisi di kejuaraan tingkat nasional terbesar se-Tanah Air.

Seri kedua dan ketiga, di Pekanbaru dan Tasikmalaya, menjadi kenangan pahit bagi Dian/Nadiya. Bagaimana tidak. Keduanya harus tersingkir dari podium teratas yang biasanya mereka puncaki. Belajar dari kegagalan itu, mereka berhasil bangkit dan langsung menggondol empat gelar juara secara beruntun. Seri ketujuh Djarum Sirkuit Nasional Bali Open 2018, yang baru saja berakhir, menjadi gelar juara kelima bagi Dian/Nadiya sepanjang tahun ini.

“Jujur. Buat saya, hasil yang sudah dicapai sampai saat ini tidak didapat dengan mudah. Banyak sekali perjuangannya. Apalagi saya sudah tidak muda lagi. Bicara soal kondisi fisik dan stamina, nggak bisa bohong, saya sudah tidak se-prima dulu sewaktu masih muda. Tapi saya selalu berusaha, bagaimana caranya supaya kita bisa tetap fokus di latihan dan pertandingan. Pastinya saya senang dan bersyukur sekali dengan apa yang sudah saya raih bersama Dian sampai sekarang ini,” ungkap Nadiya Melati kepada Djarumbadminton.com.

Pasangan Dian/Nadiya bisa dibilang cukup mendominasi nomor ganda dewasa putri di kejuaraan Djarum Sirkuit Nasional. Meski mulai banyak bermunculan pebulutangkis professional dan pebulutangkis muda yang ambil bagian, namun pasangan PB Pertamina Fastron yang merupakan unggulan pertama ini berhasil menjaga konsistensi demi bisa bertahan di tengah-tengah persaingan yang kian memanas.

“Kadang, kelemahan kita sebagai perempuan adalah mentalnya. Mungkin yang menjadi kunci keberhasilan kita selama ini adalah bisa menjaga mental untuk tidak mudah menyerah dan tidak cepat puas. Kita juga pernah merasakan saat-saat terpuruk. Tapi kita coba terus perbaiki saat latihan. Mungkin proses itu yang menguatkan kita dan tetap bisa menjaga konsistensi,” jelas pebulutangkis 32 tahun itu.

Selain itu, komunikasi juga dinilai Nadiya menjadi poin penting atas sejumlah keberhasilan yang berhasil diraihnya hingga saat ini. “Saya dan Dian selalu bawel dan saling mengingatkan satu sama lain. Ketika saya lagi down, Dian yang menyemangati. Begitupun sebaliknya. Intinya komunikasi,” katanya.

Setelah menjuarai Djarum Sirkuit Nasional Bali Open 2018 ini, Nadiya mengaku ingin rehat sejenak untuk berlibur menikmati pulau Dewata Bali. “Setelah ini saya mau liburan dulu sekitar dua hari, habis itu kembali ke rutinitas dan berlatih persiapan Sirnas di Surabaya. Sesekali boleh lah diimbangi dengan liburan, biar gak terlalu jenuh,” tutup Nadiya, lalu tertawa.