Tidak Dibawa ke Olimpiade, Chris Langridge Sangat Kecewa

Ekspresi kekecewaan pemain ganda putra Inggris, Chris Langridge.
Ekspresi kekecewaan pemain ganda putra Inggris, Chris Langridge.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kekecewaan mendalam menyelimuti perasaan pebulutangkis ganda putra Inggris, Chris Langridge menyusul keputusan Asosiasi Bulutangkis Inggris (Badminton England) yang tidak mengikutsertakan dirinya pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Tim bulutangkis Inggris Raya memutuskan untuk tidak membawa pasangan Marcus Ellis/Langridge ke Tokyo. Padahal berdasarkan hasil kualifikasi, mereka lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Di atas kertas, Ellis/Langridge lolos ke Olimpiade dengan status peringkat ke-13 di kualifikasi Race to Tokyo dan ranking 11 dunia. Tapi, tiket ke Tokyo justru diberikan kepada pasangan nomor 18 dunia, Ben Lane/Sean Vendy. Keputusan itu pun menuai kritik dan kekecewaan dari pada insan bulutangkis Inggris, termasuk di antaranya pemain ganda campuran, Lauren Smith.

“Dalam beberapa pekan ke belakang, para pemain telah angkat bicara mengenai organisasi yang tidak suportif, saya pun merasa kecewa dengan organisasi ini. Begitu seringnya saya tidak dilatih karena saya dianggap bukan pemain top, bahkan setelah hasil yang saya capai,” tulis Langridge di akun Instagram miliknya sebagaimana dilansir Bolalob.com.

“Saya dikeluarkan dari program bulutangkis saat saya berusia 20-an tanpa alasan yang jelas, di mana pemain lain dengan prestasi yang sama dengan saya tetap dibiayai penuh. Setelah setahun berlatih dengan kondisi yang minim dan kendala dana yang sangat berat, saya berhasil mendapat hasil yang bagus, artinya asosiasi harus mengembalikan keputusan mereka, saya masuk lagi ke program pendanaan. Ini sangat tidak biasa dan hanya ada satu pemain sebelum saya yang bisa seperti ini,” lanjut peraih medali perunggu Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu.

Langridge juga menulis bahwa dia diberitahu jika usianya sudah terlalu tua, sehingga asosiasi tidak bisa memberi dukungan dana lagi untuknya. Sebab, tahun ini Langridge berusia 36 tahun. “Padahal kami sudah melebihi target yang ditetapkan oleh UK Sport, kami kehilangan dana dukungan. Ternyata aplikasi yang dibuat oleh asosiasi tidak lengkap dan seharusnya bisa lebih kuat lagi, ini menjadi salah satu faktor yang menjadikan UK Sport membuat keputusan yang kontroversial,” kata dia.

“Sebelumnya, saya tidak punya maksud apa-apa kepada pasangan yang terpilih ke Olimpiade Tokyo 2020. Saya menyuarakan isi hati saya mengenai kepercayaan, kontrol dan kurangnya rasa hormat yang saya dan teman-teman saya dapatkan dari orang-orang yang berkuasa di Pusat Badminton Nasional,” lanjutnya.

Langridge kemudian menceritakan jika jantungnya terasa berhenti seketika saat dia menerima surel yang menyatakan dirinya tidak masuk ke dalam tim Olimpiade Tokyo 2020. Dia lalu menelepon Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Badminton England untuk meminta klarifikasi. Lalu, dia diberi tahu akan mendapat klarifikasi dalam waktu 24 jam. Tapi empat hari kemudian, Langridge baru mendapat kabar lewat surat pemberitahuan tak resmi.

Badminton England pun memberikan pernyataan resmi mengenai hasil seleksi tim Olimpiade Tokyo 2020. Tertulis di laman resminya, Badminton England menyatakan bahwa proses seleksi sudah mengikuti ketentuan dalam Kebijakan Seleksi Olimpiade Tokyo 2020. Termasuk saat proses banding dengan tim independen dengan prosedur arbitrase yang difasilitasi Sport Resolutions.

Badminton England juga menyatakan bahwa mereka memperhatikan kesejahteraan atlet, bahwa kesejahteraan atlet adalah hal terpenting bagi organisasi untuk mencapai program yang sukses.