(Asian Games 2018) Laga Klasik

Tim Putra Indonesia.
Tim Putra Indonesia. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Jutaan pasang mata rakyat Tanah Air sepertinya bakal tertuju pada laga klasik yang mempertemukan tim putra Indonesia kontra Tiongkok dalam partai final bulutangkis beregu Asian Games 2018. Sore (22/8) nanti, Istora Senayan akan menjadi saksi sejarah perjuangan Kevin Sanjaya cs demi mengakhiri penantian panjang perolehan medali emas selama 20 tahun.

Secara statistik, laga klasik ini merupakan final ideal di nomor beregu putra. Sebab, Indonesia yang menduduki unggul kedua akan bersua Tiongkok yang merupakan unggulan pertama. Ditambah lagi, kekuatan individu masing-masing negara pun cukup seimbang.

"Untuk partai final ketemu Tiongkok, pasti kami sudah punya strategi, ini pertandingan penting. Kami harus waspadai tim Tiongkok, strong point ada di ganda putra, tapi penentuannya kan tunggal juga harus bisa memberi poin," kata Herry Iman Pierngadi, Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, sebagaimana dilansir dari situs PBSI.

Skuat Merah-Putih diharapkan mampu mengulang kesuksesan Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand dengan meraih medali emas, yang kala itu berhasil mengalahkan Tiongkok. Kini setelah 20 tahun berlalu atau lima kali penyelenggaraan Asian Games, giliran Kevin cs yang berkesempatan mengulang kenangan indah itu, apalagi tampil dihadapan publik Tanah Air.

"Jelas beda, tahun '98 di Bangkok, kami di sana sebagai tamu. Sekarang kami tuan rumah. Sistem poin juga beda, waktu itu masih pakai sistem poin pindah bola, jadi lebih tegang, karena nggak boleh salah sedikit, jadi pressure nya lebih. Tapi main di rumah sendiri, didukung begitu banyak supporter, jadi motivasi tersendiri untuk pemain. Jadi semangatnya bisa lebih lagi. Saya berharap pemain bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," jelasnya.

Sektor ganda masih menjadi andalan Indonesia jelang bentrokan dengan Negeri Tirai Bambu. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon akan berhadapan dengan pemegang gelar juara dunia 2018, Li Junhui/Liu Yuchen di partai kedua. Rekor pertemuan kini diungguli Kevin/Marcus dengan skor 6-1. Sedangkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan turun sebagai ganda kedua melawan Juara Dunia 2017, Zhang Nan/Liu Cheng. Catatan rekor pertemuan juga diungguli Fajar/Rian dengan skor 2-0.

"Kami sudah mempelajari permainan lawan, mereka pun sebaliknya, sudah pelajari dan sama-sama merekam pertandingan. Jadi nanti tergantung pemainnya di lapangan bagaimana bisa menjalani strategi yang sudah diatur pelatih masing-masing," tandasnya.

Sementara itu, Fajar Alfian mengaku akan lebih fokus mempersiapkan hal non teknis seperti mental dan konsentrasinya di lapangan. "Tiongkok kuat di semua sektor, baik tunggal maupun ganda. Mereka tahun ini juara Piala Thomas dengan para pemain yang sama. Kami akan lebih mempersiapkan mental, karena atmosfer di final itu beda dengan sebelumnya, mental dan fokus harus siap," kata Fajar.

Di sisi lain, sektor tunggal pun diharapkan mampu menyumbang poin dan memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Performa Anthony Sinisuka Ginting yang sejauh ini sudah cukup baik akan didukung dengan penampilan gemilang Jonatan Christie pada babak semifinal kemarin.

Ginting akan berhadapan dengan Shi Yuqi, pemain muda andalan Tiongkok. Sedangkan Jonatan ditantang peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro, Chen Long. Di partai terakhir, Ihsan Maulana Mustofa bakal berhadapan dengan Lin Dan.

Ayo dukung tim putra Indonesia!