Berusaha mengikuti arahan pelatih untuk memancing lawan bermain drive, Edi tak mampu menjalankan strategi itu di lapangan dengan baik. Dia justru tak mampu mengantisipasi bola-bola yang dikembalikan lawan.
“Saat bola-bola separuh, saya kira bolanya di atas ternyata di bawah, jadi sering nggak masuk, dan sering nyangkut. Ada hal-hal di luar prediksi, dan ini yang belum bisa saya antisipasi,” kata Edi yang merupakan atlet binaan PB Djarum itu.
Sebenarnya Edi/Gloria punya kesempatan untuk memenangkan set kedua. Apalagi, setelah tertinggal di awal set kedua, mereka sempat menyusul bahkan memimpin raihan poin. Namun, mereka tak mampu mempertahankan dan menyerah dalam dua set langsung.
“Mungkin kami masih kalah pengalaman. Tapi setidaknya setelah pertarungan ini kami tahu bahwa kemampuan kami tak beda jauh dengan mereka. Ke depannya, kami harus lebih fokus di servis, bagaimana menerima servis dan banyak hal lain,” sebut Edi mengevaluasi permainannya sendiri.
“Kunci pemain-pemain sepuluh besar dunia itu seperti itu, mereka mulai dari servis, pembukaan dan pukulan pertama harus bisa ambil di situ. Kami mengambil pelajaran di situ supaya kedepannya bisa lebih baik lagi,” tambahnya.
Kekalahan serupa juga diterima pasangan Andrei Adistia/Vita Marissa. Keduanya juga takluk ditangan pebulutangkis Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin, 21-14, 17-21 dan 21-17.
Sementara itu, Indonesia masih menyisakan tiga wakilnya di ganda campuran di babak kedua. Sebut saja Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Riky Widianto/Richi Puspita Dili dan Praveen Jordan/Debby Susanto.



