Sejak 2006, Febby memang terus berusaha untuk bisa lolos ke babak utama namun langkahnya terus terhenti di babak kualifikasi. Target yang diinginkan itu pun akhirnya tercapai setelah dia mengalahkan Siahaya Priskila di final kualifikasi lewat skor 21-15, 21-16.
Tak mau mensia-siakan kesempatan pertamanya, Febby lolos di rintangan pertama BIOSSP 2016 lewat kemenangan tiga set atas Yip Pui Yin, 18-21, 21-16, 21-19. Sebelum akhirnya angkat koper di babak kedua.
"Target masuk ke babak utama akhirnya kesampaian. Inginnya sih menang. Tapi harus diakui lawan lebih bagus hari ini," aku Febby.
"Posisinya banyak ketekan terus sejak awal. Lawan yang mengontrol permainan tadi jadi saya keteteran," kata Febby usai bertanding menghadapi perigkat 13 dunia BWF itu.
Postur tubuh musuh yang tinggi pun disebut pemain berdarah sunda itu jadi kendala. Kalau dia tidak bisa mengontrol sejak awal, dialah yang mau tidak mau didikte lawan.
Meski kalah, Febby pun senang. Pasalnya dua pekan persiapan khusus yang dilakukannya jelang BIOSSP 2016 tak sia-sia. "Senang bisa masuk babak utama karena bisa melawan pemain elit dunia. Kalau di kualifikasi kan pemain yang ditemui peringkatnya tidak sebagus yang di babak utama," imbuhnya.
Sebagai evaluasi, Febby mengaku ingin meningkatkan speed permainan dan killer instink-nya di lapangan. Pasalnya, menurut Febby, pemain tunggal putri di Indonesia rata-rata punya tekhnik dan gaya bermain yang hampir sama.
"Tahun depan harus coba lagi. Pasti itu," tutup pemain kelahiran tahun 1991 itu.



