Gregoria Harus Lebih Percaya Diri Menatap Olimpiade

Tunggal putri nomor satu Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. (Foto: PP PBSI)
Tunggal putri nomor satu Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Legenda tunggal putri Indonesia, Susy Susanti sangat berharap jika Gregoria Mariska Tunjung bisa tampil maksimal di ajang Olimpiade Tokyo 2020 nanti. Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu juga mengatakan bahwa Gregoria harus lebih percaya diri lagi. Sebab, Susy percaya pada kemampuan yang dimiliki Gregoria.

Sebagai satu-satunya wakil Indonesia di sektor tunggal putri, Gregoria diharapkan bisa memberikan hasil terbaik untuk Merah Putih. Tapi beberapa waktu lalu sebelum keberangkatan, pemain nomor 23 dunia itu mengaku jika dirinya sempat mengalami krisis kepercayaan diri jelang Olimpiade Tokyo 2020 ini.

“Kalau saya lihat pernyataan terakhir Gregoria di media, memang terlihat ada ketidakpercayaan diri. Di sini peran pelatih sangat penting. Selain menyiapkan latihan, pelatih juga harus bisa memberikan pendampingan untuk mengembalikan rasa percaya diri Gregoria,” kata Susy Susanti mengutip dari Bolalob.com.

“Harusnya ini jadi ajang pembuktian buat Gregoria. Dia pernah ada di puncak permainan yang bagus. Jadi saya berharap dia bisa lebih percaya diri. Olimpiade itu kejuaraan yang diidam-idamkan semua atlet. Bisa masuk sebagai Olimpian saja merupakan kebanggaan tersendiri. Gregoria harus mengingat hal itu,” sambungnya menambahkan.

Lebih lanjut Susy menuturkan bahwa sejatinya, Gregoria adalah pemain yang memiliki modal cukup komplit, terutama dari segi teknik dan pukulan. Selain itu, Susy juga menilai jika pemain jebolan PB Mutiara Cardinal Bandung itu bisa bersaing dengan pemain papan atas. Akan tetapi, itu saja kurang sempurna jika tidak diimbangi dengan fisik yang bagus.

“Selama 6 bulan terakhir ini, saya nggak tahu perkembangan anak-anak sama sekali. Jadi nggak bisa komentar banyak. Tapi Gregoria sebenarnya punya bakat yang bagus, teknik yang bagus, pukulannya dia juga jahat. Tapi semua kelebihan itu harus diimbangi dengan fisiknya yang harus siap capek. Peran pelatih tentu sangat besar di sana. Karena kalau penanganannya salah, semua kebagusan dia tidak bisa keluar secara maksimal,” tutupnya.