"Alhamdulillah! Bersyukur banget, senang banget bisa kembali juara Super 300 dengan pasangan yang berbeda," ungkap Lanny melalui keterangan pers Humas PP PBSI.

Di gim pembuka, lanjut Lanny, mereka seolah terpaku dengan pola permainan lawan yang menempati unggulan keempat. Namun, sejak awal gim pembuka hingga pengujung gim penentu, Lanny/Fadia mengubah pola permainan. Tempo permainan ditingkatkan dan kedua pemain saling menyemangati satu sama lain di dua gim terakhir. "Dari sana permainan kami membaik dan akhirnya bisa mengontrol permainan," jelas pemain asal PB Jaya Raya itu.

Lanny/Fadia memulai turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 300 ini dengan kemenangan atas pasangan tuan rumah Pranpriya Pannarai/Sirapat Tepnarong lewat dua gim 21-9, 21-8. Mereka kembali mengemas kemenangan dua gim saat berhadapan dengan wakil tuan rumah lainnya, Yataweemin Ketklieng/Passa-Orn Phannachet.

Di perempat final, Lanny/Fadia berhasil menundukkan wakil Hong Kong, Lui Lok Lok/Tsang Hiu Yan, dengan skor 21-15, 21-9. Mereka akhirnya mencapai partai puncak berkat kemenangan dua gim 21-16, 21-17 atas pasangan favorit Thailand, Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard, dalam tempo 41 menit.

Gelar juara ini didedikasikan oleh Lanny dan Fadia kepada orang tua serta pelatih skuad ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia. "Juara ini untuk Kak Nitya (Krishinda Maheswari) yang sudah melatih kami dari awal tahun," kata Fadia.

"Gelar ini saya persembahkan untuk almarhum Papa saya," demikian Lanny.