
Drs. Sudirman (foto: Beritagar)
Sejarah munculnya ajang Piala Sudirman memang tak lepas dari Indonesia. Banyak yang mengira nama Sudirman diambil dari salah satu nama pahlawan Indonesia, Jendral Sudirman. Namun ternyata nama “Sudirman” sendiri diambil dari nama salah satu tokoh perbulutangkisan Indonesia yakni Drs. Sudirman.
Sudirman lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 19 April 1922. Ia tumbuh di tengah keluarga yang gemar bulutangkis. Sudirman kecil sudah tergila-gila olah raga tepok bulu sedari kecil.

(foto: Historia)
Sudirman juga merupakan mantan pebulutangkis nasional dan salah satu pendiri induk organisasi bulutangkis Tanah Air, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sekaligus mantan ketua PBSI pada tahun 1952 hingga 1963 dan di tahun 1967 hingga 1981.
Sudirman wafat di Jakarta, 10 Juni 1986 diusianya yang ke 64 tahun. Beliau menghembuskan nafas terakhir usai bertarung melawan penyakit komplikasi dari darah tinggi dan gagal ginjal.
Adalah Suharso sosok yang paling berperan setelah berpulangnya Sudirman. Suharso juga sosok yang mengupayakan Sudirman menjadi nama kejuaraan beregu campuran. Meski dengan perjuangan yang sulit, usahanya tersebut berhasil diwujudkan pada 1988.
Sejak 1989, Piala Sudirman pun menjadi kejuaraan beregu campuran yang kini diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh BWF, serupa dengan Thomas dan Uber Cup.

Piala Sudirman (foto: Bleacher Report)
Trofi Piala Sudirman yang berbentuk sangat unik dengan corak khas Indonesia tersebut dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB dan terdiri dari lima bagian. Memiliki tinggi 80 cm, di bagian puncak piala tersebut terdapat ukiran replika Candi Borobudur yang terbuat dari perak dan dibalut oleh emas 22 karat.

Piala Sudirman (foto: BWF Badminton)
Lalu, badan piala berbentuk shuttlecock (bola bulutangkis) yang juga berlapiskan emas 22 karat dengan berat 600 gram. Sementara pegangan piala berbentuk benang sari. Bagian keempat berbentuk daun sirih yang merupakan ornamen ucapan selamat datang.

Piala Sudirman (foto: Safwan Mansor)

Piala Sudirman (foto: Xinhua Net)
Kemudian bagian kelima berupa alas berbentuk segi delapan atau oktagon yang melambangkan arah mata angin yang terbuat dari kayu jati. Piala ini dikerjakan perusahaan bernama PT. Masterix Bandung dengan harga 15.000 dolar (sekitar Rp. 27 juta) di kala itu.
Sejarah Peraih Gelar Juara Piala Sudirman:
(1989 - Jakarta) Indonesia 3-2 Korea Selatan
(1991 - Copenhagen) Korea Selatan 3-2 Indonesia
(1993 - Birmingham) Korea Selatan 3-2 Indonesia
(1995 - Lausanne) Tiongkok 3-1 Indonesia
(1997 - Glasgow) Tiongkok 5-0 Korea Selatan
(1999 - Copenhagen) Tiongkok 3-1 Denmark
(2001 - Sevilla) Tiongkok 3-1 Indonesia
(2003 - Eindhoven) Korea Selatan 3-1 Tiongkok
(2005 - Beijing) Tiongkok 3-0 Indonesia
(2007 - Glasgow) Tiongkok 3-0 Indonesia
(2009 - Guangzhou) Tiongkok 3-0 Korea Selatan
(2011 - Qingdao) Tiongkok 3-0 Denmark
(2013 - Kuala Lumpur) Tiongkok 3-0 Korea Selatan
(2015 - Dongguan) Tiongkok 3-0 Jepang


