Menang bukan Segalanya

Zheng Si Wei (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Zheng Si Wei (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Mantan pebulu tangkis ganda China, Zheng Si Wei, telah mencapai banyak hal luar biasa dalam kariernya. Ia adalah peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, keping perak Tokyo 2020, dan tiga kali gelar juara dunia ganda campuran. Namun, di balik rentetan sukses di olahraga pukul bulu itu terdapat tantangan, keraguan, dan pendewasaan, yang juga dihadapi Zheng selama bertahun-tahun.

"Saya belajar bahwa menang bukan hanya soal kekuatan fisik atau taktik, melainkan tentang bagaimana mengelola pikiran," tutur Zheng kepada Dianne Pierre dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), yang diwartakan di laman BWF pada Kamis (14/8). 

Zheng, yang bersama pasangannya, Huang Ya Qiong, memutuskan gantung raket seusai BWF World Tour Finals 2024, juga mengungkapkan, ketika banyak orang melihat peringkat atau gelar juara yang diraihnya, mereka lantas berasumsi jika kepercayaan diri itu datang dengan mudah. Nyatanya, tekanan selalu muncul, terutama di ajang bergengsi, semisal Kejuaraan Dunia. "Untuk memenangkan turnamen seperti itu, dibutuhkan lebih dari sekadar performa," jelas pria berumur 28 tahun ini.

"Diperlukan juga ambisi yang kuat, tetapi tetap membumi. Saya tidak pernah memasuki pertandingan dengan berpikir bahwa kita adalah pasangn favorit. Pola pikir seperti itu dapat menghambat. Lalu saya mencoba menghadapinya seperti kami menghadapi pasangan lain yang berjuang melalui undian. Kerendahan hati membuat saya tetap fokus," Zheng, memaparkan.

Zheng masih ingat betul, saat meraih gelar juara Kejuaraan Dunia pertamanya pada 2018, ia dan Huang sudah menjadi ganda campuran peringkat teratas dunia. Namun, ia justru merasa sangat kewalahan. Tekanan semakin meningkat hingga sang pelatih menyuruhnya untuk berhenti berlatih. "Selama dua hari saya tidak melakukan apa pun yang berhubungan dengan bulu tangkis. Saya menonton komedi dan langsung tertidur. Awalnya terasa aneh, tetapi ternyata berhasil. Saya kembali ke lapangan dengan lebih jernih dan tenang. Itulah pertama kalinya saya menyadari betapa pentingnya keseimbangan mental di level ini," jelasnya.

Pada fase tersebut, Zheng lantas mengubah cara dalam mempersiapkan diri sebelum menghadapi sebuah turnamen atau kejuaraan. Ia menonton video lawan berulang kali, dengan tujuan memahami kebiasaan, kekuatan, dan apa yang bakal dilakukan lawan. "Jika sesuatu terjadi dalam pertandingan yang mengejutkan saya, itu berarti saya belum cukup siap. Persiapan yang sesungguhnya berarti mengetahui bukan hanya bagaimana cara kita bermain, tetapi juga bagaimana lawan mungkin mencoba menghentikan kita," kata atlet kelahiran Wenzhou ini.

Zheng juga mengungkapkan gelar juara paling berarti dalam kariernya adalah Kejuaraan Dunia 2022. Setelah kalah dari pasangan senegara, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, di final Tokyo 2020, ia melalui masa-masa sulit hingga dapat kembali meraih kepercayaan diri setelah mengalahkan Yuta Watanabe/Arisa Higashino di final Kejuaraan Dunia 2022. Mereka menang atas pasangan tuan rumah tersebut melalui straight games 21-13, 21-16 dalam tempo 41 menit. "Itu mengingatkan saya tentang siapa saya sebagai pemain dan mengapa saya mencintai kompetisi ini," ujarnya.

Kini, di luar lapangan, Zheng terlibat dalam sebuah tayangan realitas di China dengan tajuk Daddy at Home. Ia bersama para ayah selebritas tampil di layar kacau dan menunjukkan beragam cara merawat bayi. "Acara itu menyenangkan dan penuh kekacauan, tekanan yang berbeda," ungkapnya.

Seusai pensiun, Zheng pun mengalihkan fokus untuk mencari dan membina bibit-bibit pebulu tangkis untuk generasi mendatang. Ia membuka akademi bulu tangkis pada Juni lalu yang diberi nama ZSwing, dengan jumlah peserta mencapai 200 anak. "Ini masih awal, tetapi tujuan saya adalah menciptakan ruang untuk pelatihan dan pengembangan yang serius. Di akhir tahun, kami akan mengadakan kamp internasional. Saya akan menjadi pelatih kepala, tetapi kami akan menetapkan standar yang tinggi. Namun, saya belum pandai mengajar pemain-pemain pemula," demikian Zheng.