Korea Open 2025 - Sulitnya Jafar/Felisha Menembus Perempat Final

Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (Humas PP PBSI)
Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Suwon | Babak 16 besar menjadi pencapaian terbaik yang diraih Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dalam tiga turnamen terakhir yang mereka jalani di rangkaian tur Asia Timur. Ganda campuran Indonesia peringkat 11 dunia itu harus terhenti di babak kedua Korea Open 2025, usai kalah dalam laga maraton berdurasi 80 menit melawan pasangan Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Bøje.

Dua pekan silam, Jafar/Felisha kalah gagal menghentikan pasangan asal China, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping. Mereka kalah di babak 16 besar Hong Kong Open dengan skor identik 17-21, 17-21 dari ganda campuran nomor satu dunia tersebut. Kala itu, Felisha menyatakan bahwa mereka mendapatkan banyak pelajaran penting dari laga melawan unggulan kedua itu. "Jadi secara kecepatan, kualitas pukulan, dan fokus, kita masih kalah sama mereka dan mungkin itu yang dijadikan evaluasi ke depanya untuk ada di level yang sama kayak mereka," ujarnya kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

Sepekan kemudian di Shenzhen, China, langkah Jafar/Felisha, pada China Masters 2025 terhenti di babak 16 besar. Mereka kalah dari juara dunia 2025 asal Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, setelah melalui laga tiga gim yang berakhir dengan skor 13-21, 21-13, 16-21.

Pekan ini, bertanding di Suwon Gymnasium, Suwon, Korea Selatan, Kamis (25/9), Jafar/Felisha kalah rubber game 24-22, 19-21, 14-21 dari Christiansen/Bøje, pasangan peraih gelar juara Macau Open 2025 tersebut. Untuk kali ketiga dalam tiga pekan terakhir, perjuangan mereka terhenti di babak kedua. "Di pertandingan ini memang kesabaran, ketenangan, dan power sangat berpengaruh," kata Felisha.

"Ini pelajaran baru buat kami karena pertama kali ikut tiga turnamen beruntun jadi harus lebih pintar menjaga kondisi, menyiasati untuk tetap fit kondisi badannya, kondisi pikirannya, pola permainan di lapangan dengan keadaan yang sudah menurun. Itu masih menjadi kekurangan kami," Felisha, menjelaskan.

Selain itu, ia berpendapat, masih ada catatan penting yang perlu diperbaiki, yaitu kecenderungan mereka kehilangan poin secara beruntun, bukan hanya satu atau dua poin saja. "Kami harus bisa memecahkan persoalan ini ke depan," pungkasnya.