Jepang Kehilangan Pondasi Unggulan

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon & Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Foto: PP PBSI)
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon & Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Foto: PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Tiga atlet andalan Jepang, Hiroyuki Endo dan ganda putra Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, memutuskan gantung raket pada pertengahan pekan lalu. Secara gamblang, Endo, 34 tahun, menyatakan tidak suka dengan kekalahan hingga akhirnya menyatakan pensiun kepada publik, setelah lebih kurang 13 tahun membela tim nasional Jepang.

"Mundurnya para pebulu tangkis terbaik itu membuat Jepang kehilangan pondasi unggulan mereka jelang Sudirman Cup, Thomas Cup dan Uber Cup," demikian diberitakan kantor berita Antara pada pekan lalu.

Selama kariernya di gelanggang bulu tangkis, Endo memenangi medali perunggu di Kejuaraan Dunia 2015 bersama Kenichi Hayakawa. Endo juga merupakan bagian dari tim Jepang yang memenangi Piala Thomas pada 2014.

Belum lama ini, ini, ia juga memenangi gelar All England 2020 dan 2021 bersama pasangannya Yuta Watanabe.

"Tiga belas tahun sebagai pemain di tim nasional, bekerja keras hari demi hari. Saya tidak suka kekalahan, jadi saya bisa memutuskan pensiun," ujar Endo dikutip dari situs 360 Badminton.

Endo berencana fokus menjadi pelatih di klub asalnya, Nihon Unisys.

Sementara, Kamura yang berasal dari klub Tonami, memutuskan pensiun karena sudah menikah. Sebelumnya, ia berhasil menyabet medali perak Kejuaraan Dunia BWF 2018 dan perunggu Kejuaraan Dunia BWF 2017 selama berpasangan dengan Sonoda, yang kini juga ikut gantung raket.

Kamura yang saat ini berstatus pemain independen itu menanggapi pengunduran diri Endo dengan ucapan terima kasih. "Legenda Jepang Endo-san, terima kasih banyak atas kerja kerasmu!!! Saya mencoba yang terbaik untuk mengikuti punggung Pak Endo," ujar Kamura.

Saat ini, pasangan Endo/Watanabe menempati peringkat kelima dunia, sedangkan Kamura/Sonoda berada di urutan keenam dunia.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Kamura/Sonoda kalah dari dari ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di perempat final, sementara dan Endo/Yuta juga kalah di perempat final melawan pasangan Tiongkok Lee Yang/Wang Chi-lin.