Di awal gim pertama, pertarungan berlangsung ketat. Namun, Iwanaga/Nakanishi memulai mengambil alih kendali permainan setelah unggul 8-5, lalu terus mempertahankan keunggulan 11-8 pada interval gim, berkat poin "gratis" dari kegagalan servis dari Lanny. Dominasi Iwanaga/Nakanishi semakin terasa di paruh kedua gim pertama. Mereka meraup tujuh poin berturut-turut hingga mengantongi sembilan game point, lalu mengunci kemenangan gim pertama dengan skor 21-12 dalam waktu14 menit.
"Di poin awal kami sudah sempat dapat pola permainan kita, tapi lawan juga mau point, kan. Jadi mereka menahan buat tidak bermain kencang, karena kondisi lapangan berangin dan kita masih salah buangan, jadi mereka dapat poin mudah dari kesalahan kita," kata Tiwi kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Adapun di gim kedua, Iwanaga/Nakanishi langsung "tancap gas" dengan membukukan lima poin beruntun tanpa balas. Namun, Lanny/Tiwi mampu membangun momentum dan menyamakan skor menjadi 9-9. Laga sengit pun tercipta setelah kedudukan sama kuat, tetapi Iwanaga/Nakanishi dapat menjaga keunggulan 11-10 saat interval gim kedua.
Dominasi Iwanaga/Nakanishi paruh kedua gim kedua dan terus memperlebar jarak keunggulan dari Lanny/Tiwi pada skor 17-13. Sejumlah kesalahan dari Laany/Tiwi turut membantu pasangan peringkat ke-6 itu di pengujung gim hingga mereka memiliki enam match point, lalu memenangi gim kedua dengan skor 21-14. "Sebenarnya kalau kita sama-sama punya rotasi, terus pola, kita bisa melawan," tanggap Lanny.
"Mungkin, karena masih baru, jadi rotasi kami masih berantakan. Harusnya bola saya yang ambil, karena ragu dan diambil Kak Tiwi, jadi malah tidak kena," tambah pemain asal Jaya Raya Jakarta tersebut.
Senada dengan Lanny, Tiwi menilai mereka masih kurang nyaman dalam rotasi di lapangan. "Masih banyak sekali yang perlu ditingkatkan, terutama dari segi rotasi," pungkasnya.


