Pertandingan yang berlangsung di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China tersebut, berlangsung ketat khususnya di gim ketiga. Saat kedudukan 19-20 di gim ketiga, Nita berupaya untuk memotong pukulan lawan di depan net. Namun, ia justru gagal menyeberangkan kok ke lapangan lawan karena menyangkut di net.
Pasangan negeri ginseng itu melaju ke perempat final sesudah merebut kemenangan tiga gim 12-21, 21-13, 21-19 dalam tempo 55 menit. "Hari ini sudah baik, tapi memang sayang kami belum bisa memanfaatkan kesempatan karena kurang tenang," tanggap Amri melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Selain itu, kami setelah unggul di gim pertama malah bermain hati-hati, banyak bermain aman. Padahal ada peluang untuk menyerang, dan itu membuat lawan berkembang dan kepercayaan dirinya naik," jelasnya.
Setelah menyamakan kedudukan 1-1, Wang/Jeong mendominasi permainan di gim ketiga. Namun, Amri/Nita mampu memberikan perlawanan ketat hingga menjelang akhir pertandingan. Hampir serupa dengan laga ketat antara Amri/Nita dan pasangan tuan rumah Cheng Xing/Zhang Chi di babak pertama. "Di gim ketiga saat tertinggal, kami tidak mau menyerah. Kami tetap berjuang, siapa tahu bisa seperti kemarin membalikkan keadaan," ujar Nita.
Dari dua turnamen level tinggi --Japan Open 2025 pada pekan lalu-- yang dilalui mereka dalam tur Asia kali ini, menurut Amri, mental dan fokus menjadi dua kunci utama yang wajib dimiliki oleh setiap pemain. Atmosfir pertandingan pada turnamen level tinggi terasa sangat bertolak belakang dengan turnamen lainnya. "Jaga fokus, jaga kondisi, dan jaga mental, yang benar-benar perlu. Untuk teknik dan fisik, kan, latihannya kita hampir sama. Tensi dan tekanannya sangat berbeda. Banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa kami ambil," pungkasnya.
Dengan tersisihnya pasangan peringkat ke-20 dunia ini, di perempat final, Jumat (24/7), Indonesia mengandalkan Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja di sektor ganda campuran.


