“Kalau begini kondisinya, menurut saya anginnya tidak terlalu kencang kok. Tiap lapangan kondisi anginnya berbeda-beda. Di lapangan satu dan lapangan empat anginnya lebih kencang. Kondisi pencahayaan juga beda-beda di tiap sisi lapangan, ada yang agak silau, tapi tidak terlalu jadi masalah,” jelas Melati Daeva Oktavianti.
Praveen/Melati sendiri akan langsung berhadapan dengan pasangan ganda campuran Tiongkok, He Jiting/Du Yeu di babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500. Bila menang dan lolos ke babak selanjutnya, Praveen/Melati kemungkinan besar akan ditantang unggulan pertama, juga dari Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
“Memang hasil undian kita agak kurang menguntungkan. Di babak pertama ketemu He/Du, kalau menang ketemu unggulan pertama, tapi kita mau mikirin satu-satu dulu sih. Kita pernah menang dari He/Du, tapi itu pun tidak mudah,” katanya.
“Kita tidak mau jadikan ini sebagai beban, lawan tidak bisa dianggap remeh. He pukulanya kencang, pertahanannya kuat. Namun mereka masih membuat kesalahan-kesalahan sendiri, beda dengan Zheng/Huang yang sudah lebih matang dan rapi permainannya. Main sebagai tuan rumah pasti lebih semangat tapi sekaligus lebih tegang,” tambahnya.
Selain Praveen/Melati, tampak juga pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menjalani latihan di Istora. Turnamen ini menjadi kejuaraan resmi terakhir yang akan diikuti pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu. Sebab, Liliyana Natsir memutuskan untuk gantung raket usai kejuaraan Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500 ini.