Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Eng Hian ingat betul, pada 2013-2014, sektor tunggal putra kehilangan sosok senior. Kala itu, Jonatan, Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa, menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia dalam menghadapi berbagai turnamen dan kejuaraan. Ketiadaan pemain senior yang dapat menjadi teladan menjadi salah satu tantangan untuk melahirkan pemain-pemain muda berprestasi.
Kini, Ginting, yang bergabung dengan pelatnas bulu tangkis Indonesia pada 2013, diharapkan dapat meneladani para pemain muda sepeninggal Jonatan dan Chico Aura Wardoyo --yang bersama Jonatan mengumumkan pengunduran diri dari pelatnas pada pertengahan pekan lalu--. "Pada saat 2013-2014, saat kondisi tunggal putra yang dialami juga oleh Jonatan sendiri, waktu itu seniornya kosong. Yang tersisa adalah Jonatan, Ginting, dan Ihsan (Maulana Mustofa) harus siap menjadi tulang punggung tim nasional," kata Eng Hian kepada wartawan, Rabu (14/5), di Cipayung, Jakarta.
Pria yang biasa disapa Didi ini juga menyatakan, PP PBSI telah mempersiapkan program akselerasi regenerasi di sektor tunggal putra setelah Jonatan dan Chico meninggalkan pelatnas. "Program ini kita akan berlakukan juga buat Alwi (Farhan), Ubed (Moh. Zaki Ubaidillah) dan lain-lain. Di sini masih diuntungkan dengan adanya Ginting. Dia sebagai senior bisa menjadi role model yang sangat baik di pelatnas buat adik-adiknya," jelas peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut.
"Untuk program akselerasi, dari program turnamen, program latihan intensif, tentunya sudah kita rencanakan. Tidak hanya di tunggal putra, tapi di semua sektor. Dan kita bisa lihat juga dari ganda putra yang mengikuti turnamen (level International) Challenge, kita sudah mulai melihat prestasinya yang lebih konsisten. Dan tentunya di sektor lain bisa mengikuti progress ini," pungkasnya.


