"Munculnya Raymond/Joaquin menjadi angin segar. Apalagi, mereka mengalahkan ganda putra top dunia untuk menuju podium juara Australia Open, yaitu Man Wei Chong/Tee Kai Wun dan Goh Sze Fei/Nur Izzuddin (Malaysia) serta senior di pelatnas Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, pada perempat final hingga final," tulis Kompas pada Jumat (26/12).
Gelar juara yang diraih di "Negeri Kanguru", menaikkan Raymond/Joaquin dalam daftar peringkat dunia. Mereka kini berada di jajaran 25 besar dunia dan dapat lebih mengikuti sejumlah turnamen Tur Dunia BWF di level tinggi.
Namun, sebagaimana warta surat kabar tersebut, jalan Raymond/Joaquin untuk menembus jajaran ganda putra elite dunia masih terbilang terjal. Pasangan berusia 21 dan 20 tahun tersebut baru sekali menghadapi tantangan beruntun dari deretan ganda putra papan atas dunia dalam satu turnamen, yaitu pada Australia Open 2025. "Masih sangat banyak tantangan bagi mereka untuk menembus level tinggi dan konsisten," demikian dituliskan dalam artikel bertajuk "Ada Asa dari Atlet Muda di Arena Bulu Tangkis" tersebut.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara yang diunggah PP PBSI melalui jejaring sosial resminya, Raymond mengakui, gelar juara yang diraih di Australia meningkatkan kepercayaan diri mereka. Namun, ia menegaskan bahwa capaian tersebut tidak ingin dijadikan beban dalam menghadapi pertandingan-pertandingan berikutnya. "Karena kita masih belum jadi apa-apa. Jadi mau main nothing to lose aja di level atas," katanya.
"Harapannya lebih baik dari tahun sebelumnya. Targetnya masuk top 10 di 2026 ini dan pengin meraih gelar yang lebih banyak lagi," tambah pemain kelahiran Bandung, Jawa Barat tersebut.
Adapun, Joaquin menegaskan, mereka harus menjaga kepercayaan diri dengan tidak meninggikan maupun meremehkan lawan, tetapi harus yakin bahwa keduanya mampu tampil lebih baik dan lebih siap dalam setiap pertandingan.
Di sisi lain, lanjut Joaquin, tantangan ke depan bakal semakin berat, terutama setelah mereka mampu mengalahkan pasangan yang menghuni jajaran 10 besar dunia. Capaian tersebut turut memicu meningkatnya ekspektasi dari khalayak, khususnya "Badminton Lovers", terhadap performa mereka. "Pasti ekspektasinya tinggi terhadap kita. Jadi kita harus bisa kontrol dan lebih disiplin dalam latihan, karena pasti jauh lebih berat dibanding sebelumnya," pungkasnya.


