"Yang pertama saya mengucap syukur karena saya bisa melewati pertandingan dengan baik tanpa gangguan apa pun. Yang sangat disayangkan tadi di gim pertama, lawan terlalu gampang untuk bisa menang," kata Gregoria melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Di awal gim tersebut, pemain berperingkat ke-7 dunia itu unggul dua hingga tiga poin, tetapi Sim mampu membaca permainannya dan dapat mengantisipasi pukulan dengan baik. "Jadi di situ saya banyak ragu dan mati-mati sendiri," tuturnya.
"Gim kedua saya juga sempat ketinggalan jauh dan sudah coba menyusul sampai dengan 18-19. Di situ saya kurang melakukan inisiatif yang aman, jadi malah melakukan kesalahan terakhir," Gregoria, menambahkan.
Sementara, lanjutnya, di poin-poin akhir, Sim tampil berani dengan melakukan spekulasi saat berada di posisi "menang angin". "Itu juga membuat saya kesulitan melakukan defense," katanya.
Dengan tersisihnya Gregoria, tersisa satu wakil "Merah Putih" di nomor tunggal putri, yaitu Putri Kusuma Wardani. Ia menjadi pemain Indonesia pertama yang menembus babak delapan besar Kejuaraan Dunia 2025, sekaligus mencatatkan pencapaian perempat final Kejuaran Dunia untuk kali pertama. Putri tampil mendominasi laga di babak ketiga saat berhadapan dengan Tomoka Miyazaki asal Jepang. Ia menang dua gim langsung 21-12, 21-11 dalam tempo 38 menit.


