(Hong Kong Open) Wahyu/Ade Tantang The Daddies di Babak Dua

Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso (Indonesia) melepaskan serangan.
Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso (Indonesia) melepaskan serangan. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pasangan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso akan menantang ganda putra peringkat dua dunia, yang merupakan kompatriotnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di babak 16 besar Hong Kong Open 2019 BWF World Tour Super 500. Ini akan menjadi perjumpaan keempat bagi kedua pasangan. Sayangnya, dalam tiga pertemuan terakhir, Wahyu/Ade tercatat belum sekalipun menang atas The Daddies.

Terakhir kali bertemu, keduanya bentrok di ajang Japan Open 2019 BWF World Tour Super 500, Juli lalu. Saat itu, Wahyu/Ade kalah setelah melalui pertarungan sengit rubber game dengan skor 21-16, 18-21 dan 20-22. Menanggapi hal tersebut, Wahyu/Ade mengatakan bila mereka sudah sama-sama mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing.

“Pertemuan terakhir cukup ramai, kita sudah sama-sama tahu permainan masing-masing. Hendra/Ahsan bukan cuma banyak pengalaman, tapi kualitas permainan mereka memang lebih baik. Kita harus lebih siap dan coba lebih nekad saja di lapangan,” kata Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira.

Sebelum memastikan tiket ke babak dua Hong Kong Open 2019 BWF World Tour Super 500, Wahyu/Ade berhasil mengalahkan ganda putra Jepang, Akira Koga/Taichi Saito dengan skor 6-21, 21-19, 21-19. Sementara The Daddies menang 21-11 dan 21-14 atas pasangan tuan rumah, Lam Wai Lok/Li Kuen Hon pada pertandingan yang berlangsung di Hong Kong Coliseum, Rabu (13/11).

Wahyu/Ade harus melewati pertarungan sengit yang berlangsung selama 55 menit melawan Koga/Saito. Kalah telak di game pertama, mereka lantas berusaha untuk bangkit di game kedua. Namun perjuangan mereka tidak mudah, Wahyu/Ade sempat tertinggal hingga akhirnya secara perlahan berhasil menyusul perolehan angka dan memenangkan pertandingan.

“Kita sudah mengira bakal ramai, pemain Jepan itu kuat. Di game pertama kita kalah angin juga, jadi susah keluar dari tekanan. Di game selanjutnya, kita mencoba untuk berpikir dapat poin satu-satu dulu, saat ketinggalan kita mencoba berpikir lebih positif,” tutur Wahyu.

“Di game pertama kita main di bawah tekanan, kita nggak bisa keluar dari tekanan itu. Lalu pelatih (Herry Iman Pierngadi) menyemangati kita dan mengatakan kalau ini kesempatan kita untuk menang dari lawan,” sambung Ade Yusuf Santoso menambahkan.