"Puji Tuhan bersyukur dan senang bisa ke final lagi. Ini final pertama saya di Denmark Open," ujar Jojo, sapaannya, kepada tim Humas dan Media PP PBSI, setelah pertandingan berdurasi 58 menit tersebut.
Kondisi lapangan dalam laga antara unggulan kelima dan enam itu, menurut Jojo, terasa berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya. Embusan angin yang lebih kencang membuatnya harus beradaptasi dengan situasi, terutama di gim pembuka yang terpengaruh dengan perubahan arah angin. "Beruntung adaptasinya cukup cepat, ada strategi yang memang diubah dan berjalan bagus," katanya.
Pada kesempatan tersebut Jojo juga mengutarakan pendapatnya bahwa Lanier sebagai pemain yang memiliki kemampuan mumpuni dan patut diwaspadai. Dalam pertemuan pertama mereka, ia mengakui bahwa Lanier tampil dengan tenaga yang kuat serta daya juang tinggi, yang menjadi keunggulannya di lapangan. "Tapi karena masih muda jadi pola permainannya belum terlalu matang," Jojo, menjelaskan.
Dalam partai puncak yang berlangsung pada Minggu (19/10), Jojo berhadapan dengan wakil China, Shi Yu Qi, yang memenangi laga semifinal atas salah satu tunggal putra andalan tuan rumah, Viktor Axelsen. Unggulan teratas tersebut menang tiga gim 21-19, 17-21, 21-17 dalam tempo 75 menit. "Besok ke final akan melawan Shi Yu Qi, selalu seru saat melawan dia dan saya harap besok juga demikian. Berjuang saja, enjoy saja dan keep momentum going," pungkasnya.


