Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Senin (22/12), melalui lamannya melaporkan, Baek/Lee, yang sepanjang musim kompetisi tahun ini tampil kurang konsisten, berhasil memenangi gim pertama yang berlangsung epik dengan reli-reli maraton, termasuk satu perebutan poin yang mencapai 156 pukulan. Meski kalah pada gim pertama, pasangan Fukushima/Matsumoto dapat mengimbangi permainan Baek/Lee pada awal gim kedua. Namun, tekanan konsisten yang terus dilancarkan pasangan "Negeri Ginseng" itu, perlahan menggerus pertahanan lawan. Baek/Lee akhirnya menuntaskan pertandingan melalui kemenangan dua gim langsung, sekaligus memastikan gelar juara BWF WTF untuk kali kedua secara beruntun.
Bagi Baek/Lee, gelar tersebut menjadi titel juara kedua mereka setelah tiga kali menembus partai puncak BWF WTF. "Kami mencapai final WTF selama tiga tahun berturut-turut dan berhasil memenangkan gelar untuk kedua kalinya secara beruntun. Mungkin ada chemistry khusus dengan Kota Hangzhou, yang bagi kami merupakan kota pembawa keberuntungan," tanggap Baek.
"Kemarin kami menjalani pertandingan yang panjang, sehingga kami fokus memulihkan kondisi dengan makan yang baik dan beristirahat cukup. Hari ini kami kembali harus melewati pertandingan yang berat," tambah atlet kelahiran Gimcheon ini.
Adapun, Lee berbicara tentang pentingnya melewati masa-masa sulit sebelum meraih kesuksesan. "Di pertandingan pertama, kami memainkan banyak reli panjang, kami hanya berhasil memenangkannya. Singkatnya, tahun ini adalah tahun kemenangan yang sulit. Kami meraih kesuksesan dengan melewati kemenangan-kemenangan yang sulit," ungkapnya.
Sementara itu, Fukushima mengakui keunggulan Baek/Lee dalam aspek kebugaran fisik, yang mereka nilai menjadi faktor pembeda utama dalam partai puncak tersebut. "Para pemain Korea itu lebih kuat secara fisik, dan itu memengaruhi penempatan kok kami di lapangan," tuturnya.
"Ada sejumlah pelajaran berharga yang kami petik dari turnamen ini. Secara khusus, kami berhasil mengalahkan Pearly/Thinaah setelah sebelumnya lima kali berturut-turut kalah dari mereka," demikian Fukushima.


