The Daddies Petik Pengalaman Berharga dari Olimpiade Rio 2016

Ganda putra Indonesia nomor dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (Foto: PP PBSI)
Ganda putra Indonesia nomor dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Olimpiade Tokyo 2020 tinggal menghitung hari, setiap pemain terus mematangkan dan memaksimalkan persiapan sebelum benar-benar bertanding di lapangan pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang. Selain mempersiapkan fisik dan teknik, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga belajar dari pengalaman yang mereka petik saat berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu. Mereka mengaku tidak mau mengulang kesalahan yang sama di Olimpiade Tokyo 2020 nanti.

Ganda putra nomor dua dunia itu memang tidak mendapat hasil yang baik saat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu. The Daddies belum berhasil mempersembahkan medali untuk Indonesia, padahal saat itu, mereka sangat diandalkan dan diunggulkan. Berkaca dari pengalaman tersebut, Hendra/Ahsan menuturkan bahwa pada Olimpiade Tokyo 2020 nanti, mereka tidak mau terlalu berambisi.

“Pelajaran yang didapat dari Olimpiade 2016, untuk sekarang kami tidak mau terlalu berambisi. Jalani saja step by step. Kami hanya memikirkan bagaimana caranya kami bisa bermain dengan irama kami dan mengeluarkan kemampuan terbaik. Usia juga kan sudah bertambah dibanding dulu,” ungkap Mohammad Ahsan lalu tertawa, sebagaimana siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Target kami bisa meraih medali dulu, itu saja untuk sekarang. Semoga nanti bisa main maksimal,” timpal Hendra Setiawan menambahkan.

Lebih lanjut The Daddies mengatakan, dukungan dari keluarga menjadi bagian penting dan suntikan penyemangat tambahan dalam persiapan mereka menuju Olimpiade Tokyo 2020.

“Keluarga sangat mendukung, mereka selalu menyemangati kami setiap hari. Mereka bilang untuk main dengan seluruh kemampuan, apapun nanti hasilnya itu sudah yang terbaik. Di 2016 kami sangat diandalkan tapi hasilnya malah kurang baik. Di tahun ini kami tidak terlalu diunggulkan, jadi kami berharap bisa main lebih lepas. Tapi tekanan tetap ada, mau dianggap seperti turnamen biasa juga tidak bisa karena ini Olimpiade,” tutur Hendra.

“Dan yang pasti, mereka selalu berdoa agar nanti pergi sehat dan pulang juga sehat. Olimpiade sekarang pasti berbeda dengan Rio 2016, karena kami sedang ada di situasi pandemi, jadi harus lebih hati-hati dan harus lebih jaga juga kesehatannya. Di sana nanti musuhnya tidak cuma lawan di lapangan, tapi juga virus Covid-19 ini,” tutup Ahsan.