Selesai Karantina Mandiri, Pelatnas Kembali Jalani Latihan

Pemain ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo (tengah) saat melakukan pemanasan.
Pemain ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo (tengah) saat melakukan pemanasan.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Selepas mengikuti Seri Asia 2020 di Bangkok, Thailand, Januari lalu, tim bulutangkis Indonesia harus lebih dulu menjalani karantina mandiri sebelum kembali ke asrama Pelatnas PBSI. Setelah selesai karantina, mereka kembali langsung berlatih. Sebab, tur Eropa sudah menanti awal bulan depan. Tim bulutangkis Indonesia bakal ambil bagian pada kejuaraan Swiss Open 2021 BWF World Tour Super 300 (2-7 Maret), German Open 2021 BWF World Tour Super 300 (9-14 Maret) dan All England 2021 BWF World Tour Super 1000 (17-21 Maret).

Demi memaksimalkan persiapan jelang tiga turnamen Eropa bulan depan, tim bulutangkis Indonesia mulai memantapkan porsi latihan teknik, fisik dan mental. Tidak ketinggalan, faktor gizi dan sport science juga menjadi bagian persiapan para punggawa Merah Putih.

Kepala Sub Bidang Pengembangan Sport Science PP PBSI, Iwan Hermawan menjelaskan bahwa dia bersama Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI serta tim pelatih sudah menjalani rapat evaluasi atas pencapaian yang didapat Anthony Sinisuka Ginting cs di Thailand. Mereka juga sudah merangkum apa saja yang menjadi kekurangan tim bulutangkis Indonesia untuk kemudian diperbaiki sebelum bertolak ke Swiss.

“Pertandingan di masa pandemi ini memang special case, karena banyak sekali tekanan. Dari mulai protokol kesehatan yang ketat, pembatasan ruang gerak hanya di hotel dan tempat pertandingan, juga pemeriksaan tes usap yang berkala menjadi kekhawatiran yang terus-menerus. Ini memang tantangan,” ujar Iwan Hermawan dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Saya sudah rapat dengan semua, hal non-teknis ini harus kami antisipasi dan saya menyarankan kami coba simulasi di lingkungan pelatnas dengan situasi yang sama seperti di dalam pertandingan yang akan kami hadapi. Saya juga akan berkoordinasi dengan pelatih untuk menambah volume latihan demi mempertahankan daya tahan yang baik untuk atlet kita,” sambungnya menambahkan.

Lebih lanjut Iwan menuturkan, analisis performa juga sudah diterapkan pada setiap pertandingan. Sehingga, para pelatih maupun atlet itu sendiri bisa mengevaluasi kekurangan secara teknik untuk menjadi sasaran dan fokus perbaikan pada latihan. Selain itu, masalah fisik dan gizi juga menjadi perhatian khusus untuk ditingkatkan.

“Saya akui beberapa atlet kondisi fisiknya memang masih kedodoran, jadi secara khusus saya sudah berbicara dengan para pelatih fisik, di minggu ini kami akan melihat dulu apa saja yang kurang lalu minggu depan mencoba memenuhi kebutuhan program agar sesuai standarnya. Termasuk pemenuhan gizi dan suplemen dari tim medis,” tuturnya.

“Untuk beberapa pemain yang overweight juga kami fokuskan kondisi fisiknya agar kembali ideal, karena kalau sudah overweight, kerja ototnya dan kerja untuk menggerakan tubuhnya butuh tenaga ekstra di samping geraknya menjadi lambat. Pada akhirnya ini mempengaruhi daya tahan yang menjadi pondasi dari semua,” tandasnya.