Pemain dan Pelatih Akui Pencapaian di Seri Asia 2020 Belum Maksimal

Ketum PP PBSI, Agung Firman Sampurna (tengah) bersama Kabid Binpres Rionny Mainaky, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. (Foto: PP PBSI)
Ketum PP PBSI, Agung Firman Sampurna (tengah) bersama Kabid Binpres Rionny Mainaky, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tim bulutangkis Indonesia hanya mendapatkan satu dari total 15 gelar yang diperebutkan sepanjang tiga turnamen Seri Asia 2020, pekan lalu. Satu-satunya gelar tersebut dipersembahkan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di ajang Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000. Untuk itu, Manajer Tim Indonesia yang juga asisten pelatih ganda putra, Aryono Miranat menyampaikan permohonan maafnya atas pencapaian yang kurang maksimal di tiga turnamen, kemarin.

Permohonan maaf ini langsung disampaikan Aryono dalam acara kunjungan Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (2/2).

“Mohon maaf, hasil yang kami dapatkan di Thailand kurang maksimal. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih baik. Benar yang Pak Agung tegaskan, ada tiga kriteria penting dalam olahraga, mental, teknik dan fisik. Mental memang menjadi yang utama. Dan ini akan kami perbaiki terus,” kata Aryono Miranat dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Sementara itu, hasil kurang maksimal juga diakui dan disampaikan langsung pemain ganda putra, Muhammad Rian Ardianto. Menurut Rian, kegagalan pada turnamen pertamanya setelah vakum 10 bulan karena wabah virus korona ini disebabkan kurangnya mental, fisik dan strategi dalam bertanding. Jadi, hal itu pula yang membuat hilangnya atmosfer pertandingan.

“Dari segi mental, fisik dan strategi bertanding juga masih kurang. Ini adalah turnamen pertama kali sejak All England tahun lalu, jadi feeling atau touchnya hilang. Itu yang masih harus kami cari,” ungkap Muhammad Rian Ardianto.

Di sisi lain, pasangan main Rian, Fajar Alfian menuturkan bahwa bertanding di tengah pandemi seperti ini harus disikapi dengan baik. Sebab, tidak ada yang mengetahui sampai kapan pandemi berakhir. Mau tidak mau, pemain harus beradaptasi dengan kondisi ini.

“Jadi memang kondisi seperti ini tidak seperti pertandingan pada biasanya. Saya merasakan fokusnya tidak hanya di bertanding, tapi harus juga menjaga kondisi agar tetap fit. Protokol kesehatan pun sangat ketat, jadi kami mungkin memang kurang terbiasa. Tapi mau tidak mau, kondisi seperti ini harus dijalani,” tutur Fajar Alfian.