PBSI Bekali Penyesuaian Untuk Olimpiade Tahun Depan

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia) menghadang pengembalian.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia) menghadang pengembalian.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pasca pengumuman diundurnya pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 akibat dampak COVID-19 atau virus Corona, PP PBSI pun lantas menyiapkan dan membekali para pebulutangkisnya dengan persiapan serta penyesuaian diri untuk satu tahun ke depan. Sebab, pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia ini yang rencananya akan berlangsung pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020, harus ditunda hingga 2021 mendatang, namun tidak lebih dari musim panas tahun depan.

“Keputusan ini dibuat tentunya dengan mempertimbangkan banyak hal, dan tidak dipungkiri harus ada banyak penyesuaian juga dari pemain. Harus ada adjustment dengan kondisi perubahan jadwal turnamen, program latihan, dan sebagainya,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

Seperti dimuat di situs resmi Olimpiade, saat ini sudah tercatat lebih dari 375.000 kasus COVID-19 di seluruh dunia dan angka ini masih terus bertambah setiap jamnya. Pandemi ini tentunya menjadi ancaman bagi keselamatan dan kesehatan atlet, ofisial serta semua pihak yang terlibat apabila Olimpiade Tokyo 2020 tetap dilaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan sebelumnya.

Keputusan diundurnya Olimpiade Tokyo 2020 ini resmi disampaikan langsung Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach. Menyikapi keputusan tersebut, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) pun lantas menyatakan dukungannya. Hingga saat ini, BWF masih bekerjasama dengan sejumlah pihak terkait untuk lebih memahami situasi dalam 12 bulan ke depan. Hal ini tak lepas dari perubahan kualifikasi Olimpiade serta kemungkinan pembekuan poin rangking dunia dengan sistem yang fair bagi semua pemain.

Budiharto menuturkan bila PP PBSI sangat mendukung penuh keputusanini demi menjaga kepentingan bersama. “Kita akan ikuti, apa yang menjadi keputusan IOC dan BWF, karena saat ini yang penting adalah keselamatan dan kesehatan peserta olimpiade. Wabah COVID-19 membuat kita semua tidak punya pilihan lagi, harus ikuti prosedur yang sudah ditentukan,” tuturnya.

Di sisi lain, melalui Budiharto, PP PBSI juga mengatakan bila pihaknya belum bisa bicara banyak terkait kemungkinan pergeseran pemain yang akan lolos ke olimpiade dengan mundurnya ajang multievent empat tahunan ini. Pasalnya, sejumlah pemain andalan Indonesia kini tengah berada dalam peak performance mereka.

“Kita harus melihat dulu perkembangannya, termasuk jika ada perubahan ketentuan dari BWF terkait kualifikasi olimpiade dan pembekuan rangking. Secara prinsip, PBSI akan mengirim pemain yang berpeluang besar mendapat medali. Kita tidak tahu keputusan BWF seperti apa nantinya, apakah akan ada hitungan baru lagi. Kita akan sesuaikan, sekarang kita belum bisa berkata bisa ada perubahan atau tidak," bebernya.

Sementara itu, Budiharto juga memberikan kabar terkait kondisi terkini Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI, Hendry Saputra yang saat ini masih dirawat di RS Pelni dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19. Dituturkan Budiharto, Hendry sudah menjalani rapid test dan hasilnya negatif. PP PBSI juga masih masih menunggu hasil swab test Hendry yang kemungkinan akan keluar besok (27/3).