(World Junior Championships) Nita/Putri Harus Belajar dari Pengalaman AJC

Putri Syaikah/Nita Violina Marwah (Indonesia) bersiap menyambut pengembalian.
Putri Syaikah/Nita Violina Marwah (Indonesia) bersiap menyambut pengembalian. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kekalahan tim beregu campuran Indonesia pada laga final Asia Junior Championships 2019 di Suzhou, Tiongkok, Juli lalu masih membekas di ingatan para pasukan Garuda Muda, khususnya bagi pasangan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah. Nita/Putri yang turun di partai ketiga saat Indonesia sudah unggul 2-0 atas Thailand, belum berhasil menyumbangkan poin kemenangan hingga akhirnya berbalik tertekan dan kalah 2-3.

Pelatih Ganda Putri Junior Indonesia, Rudy Gunawan mengatakan bil hal tersebut harus dijadikan pelajaran agar tidak kembali terulang di ajang World Junior Championships 2019 ini. Menurut Rudy, anak asuhannya sudah mesti bisa mengontrol tekanan dan beban yang harus mereka pikul di kejuaraan beregu campuran nanti.

“Pasti ada pembicaraan soal ini dengan Putri/Nita. AJC kemarin itu adalah pengalaman yang nggak enak dan harus dijadikan pelajaran. Memang nggak bisa dipungkiri bebannya, harus menang. Sedangkan pasangan Thailand enjoy banget, mereka pemain tunggal pula, tidak ada beban sama sekali. Ini jadi pengalaman buat Putri/Nita, mudah-mudahan nggak kejadian lagi,” jelas Rudy Gunawan.

Selepas kejuaraan Asia Junior Championships 2019, baik Nita/Putri maupun tim ganda putri junior lainnya sempat mendapatkan hukuman dengan tambahan lari mengelilingi jogging track sebanyak 30 putaran usai mengikuti latihan teknik.

"Memang ada hukuman, mereka harus lari di jogging track, karena saya menilai fisik mereka juga masih kurang, mental belum kuat banget. Tapi jadwalnya juga diatur, dua minggu pertama bisa 3-4 kali seminggu, dua minggu jelang pertandingan bisa jadi dua kali dan seminggu jelang pertandingan, hanya sekali dalam seminggu," jelasnya.

“Jadi mental mereka juga terbentuk, orang lain sudah enak selesai latihan, sudah makan siang, tapi kita masih lari. Mereka harus sabar, harus habiskan program itu,” sambungnya menambahkan.

Setelahnya, prestasi tim ganda putri junior pun melesat. Putri/Nita menjadi runner up di turnamen senior Akita Masters 2019, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi merebut gelar di ajang Malaysia Junior International Challenge 2019 dan Victor Exist Jakarta Junior International Series 2019.

Lebih lanjut Rudy mengatakan bila persiapan Putri/Nita ke WJC  jauh lebih baik dibanding turnamen sebelumnya. Rudy juga berharap hasil Putri/Nita bisa lebih baik. Putri/Nita merupakan ganda putri nomor satu dunia di daftar rangking junior BWF. 2019 ini akan menjadi tahun terakhir bagi Putri/Nita untuk berlaga di level junior karena tahun depan mereka akan naik ke kelas senior.

“Saya bilang ke mereka, kapan lagi? Tahun ini terakhir di junior, kans jadi juara itu besar, tapi jangan jadikan beban tapi jadi motivasi. Saya nggak pernah bilang harus juara, tapi main fight dulu, penampilan bagus, hasilnya akan bagus,” tandasnya.