Tiga Negara Tolak Ikuti Bidding Penyelenggara Major Events BWF

(ist)
Internasional ‐ Created by Rizki

Indonesia, Tiongkok dan Malaysia mengambil langkah sama dengan tidak mengikuti proses bidding penyelenggara major events BWF (Badminton World Federation) yang tengah berlangsung hari ini kamis (29/11) dikantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia. Ketiga negara sudah mengajukan keberatan pada BWF atas ketentuan komersial yang dianggap tidak adil dan memberatkan negara penyelenggara.

Ada enam turnamen yang masuk kedalam jajaran major events BWF, keenam turnamen tersebut adalah Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior, Kejuaraan Dunia Junior Beregu (Piala Suhandinata), Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman.

Dalam setiap penyelenggaraan major events, BWF memberlakukan pembagian komersial dengan proporsi 80-20, yang artinya delapan puluh persen sponsorship exposure dikuasai oleh BWF, dan negara penyelenggara hanya mendapat dua puluh persen. Backdrop media zone, penempatan A-Board logo sponsor dipinggir lapangan adalah salah satu contoh yang masuk kedalam klausul aturan ini.

Pola pembagian seperti ini tentu saja menyulitkan bagi negara penyelenggara untuk mencari sponsor, sedangkan disisi lain kebutuhan dana event tidak sedikit dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"PBSI memang mengajukan keberatan kepada BWF tentang hal ini, karena ini memang memberatkan kami sebagai negara penyelenggara. Kami berharap BWF bisa mengubah konsep pembagian komersial ini menjadi 60-40 dan 60 persen itu untuk negara penyelenggara," demikian disampaikan Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal PP PBSI yang dilansir situs badmintonindonesia.org.

"Berkaca dari Kejuaraan Dunia 2015, saat itu kami sebagai tuan rumah mengalami kerugian karena aturan ini. Belum lagi makin ke sini makin banyak extra cost yang terus meningkat dan dibebankan kepada negara penyelenggara, termasuk akomodasi, transport dan berbagai biaya lainnya, kalau bisa ya jangan berat sebelah seperti ini," tambah Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI, Bambang Roedyanto.

Indonesia sendiri terakhir kali mengikuti bidding turnamen major events pada tahun 2014. Ketika itu Indonesia memenangkan bidding sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunio 2015 yang diselenggarakan di Jakarta, serta Kejuaraan Dunia Junior 2017 yang berlangsung di Yogyakarta.

Dengan absennya Indonesia pada bidding kali ini, maka hingga tahun 2021 Indonesia hanya akan menggelar turnamen yang masuk kedalam kategori World Tour, yakni Indonesia Open Super 1000, Indonesia Masters Super 500 dan Indonesia International Badminton Championships Super 100.