(Blibli Indonesia Open) Tantangan Menuju Olimpiade 2020

Foto bersama usai konfrensi pers Blibli.com Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 .
Foto bersama usai konfrensi pers Blibli.com Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 . (Foto: PBSI)
Indonesia Open ‐ Created by Bimo Tegar

Perhelatan Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 dinilai Ketua Umum PP PBSI, Wiranto sebagai salah satu tantangan yang harus dilalui para pebulutangkis dunia dan Indonesia menuju panggung Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Karena menjadi salah satu turnamen yang masuk ke dalam perhitungan poin menuju Olimpiade, maka tidak heran bila antusias dan fokus para pebulutangkis dunia akan tertuju pada kejuaraan kali ini. Apalagi dengan total hadiah yang mencapai 1.250.000 Dollar AS.

“Event ini jadi tantangan, uji coba dan penentuan untuk olimpiade 2020. Di event ini bisa kelihatan, pemain mana yang akan diperhitungkan, kita mendoakan atlet-atlet kita dapat berprestasi terbaik, tutur Wiranto dalam sambutannya di acara konferensi pers Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 di hotel Ritz Carlton, Rabu (26/6).

“Untuk penyelenggaraan, Indonesia dikenal sebagai tuan rumah yang baik. Selalu dapat acungan jempol atau pujian, seperti di Asian Games. Begitu juga Indonesia Open, banyak dapat pujian, well organized, para atlet asing pun sangat senang main di Indonesia karena penontonnya antusias dan fair, tepuk tangan untuk yang main bagus, bukan cuma pemain Indonesia,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti mengatakan bila para pebulutangkis Indonesia tengah menjalani sejumlah program latihan jelang Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000. Panjangnya jeda waktu jelang turnamen ini dengan kejuaraan sebelumnya di Australian Open 2019, lantas membuat seluruh pebulutangkis elit dunia bisa memiliki waktu persiapan yang cukup.

“Persiapan cukup baik, ada waktu sebulan untuk persiapan. Kondisi atlet pun baik, kita berharap di BIO nanti, para atlet bisa tampil maksimal, karena memang ini salah satu target kita, selain poinnya tinggi, BIO sudah masuk hitungan ke olimpiade,” jelas Susy Susanti.

Lebih lanjut Susy mengatakan, Indonesia menargetkan satu gelar juara, dan peluang terbesar memang ada di sektor ganda putra melalui pasangan peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Susy juga berharap bisa mengulang sukses seperti pada kejuaraan tahun lalu, dimana Indonesia bisa meraih dua gelar juara dari Kevin/Marcus dan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Tahun ini, nomor andalan tidak hanya dari sektor ganda putra, tapi juga datang dari ganda campuran dan tunggal putra. Terlepas dari itu, Susy juga berharap sektor ganda putri dan tunggal putri bisa membuat kejutan dan mendapat hasil yang lebih baik dari tahun lalu.