Faktor Usia Jadi Alasan Utama Takahashi Pensiun

Ayaka Takahashi (Jepang) saat bersiap sebelum bertanding.
Ayaka Takahashi (Jepang) saat bersiap sebelum bertanding.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pada 18 Agustus 2020 lalu, pebulutangkis ganda putri Jepang, Ayaka Takahashi memutuskan untuk gantung raket. Alasan utamanya sederhana, karena faktor usia. Saat ini, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu sudah berusia 30 tahun. Dia merasa sudah tidak seproduktif dulu. Selain itu, kecilnya peluang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar tahun depan juga menjadi salah satu alasanya untuk pensiun.

Dalam wawancara bersama Badminton Unlimited, mantan ganda putri nomor satu dunia itu membeberkan alasan terbesarnya untuk gantung raket sebelum Olimpiade Tokyo 2020. “Selama All England 2020, saya memberi tahu Misaki bahwa saya mungkin tidak dapat melanjutkan jika Olimpiade ditunda satu tahun. Saya telah memikirkannya sejak Maret,” ujar Ayaka Takahashi.

“Saya sudah berusia 30 tahun. Sebenarnya, setelah Olimpiade Rio, saya tidak membayangkan bahwa saya masih akan bermain sampai berumur 30 tahun. Tetapi karena Olimpiade akan diadakan di Tokyo, saya pikir saya akan terus bermain sampai saat itu dan saya berusaha keras untuk melanjutkan. Tapi saya tidak bisa melihat diri saya bermain sampai saya berusia 31. Jadi itu alasan utama saya pensiun,” lanjutnya menjelaskan.

Takahashi juga menuturkan bahwa keputusannya untuk pensiun bukan hanya soal Olimpiade yang diundur setahun, tapi juga karena dia dan Misaki Matsutomo berada di posisi ketiga ganda putri Jepang setelah pasangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Yang artinya, Takahashi/Matsutomo harus berjuang lebih keras meningkatkan peringkatnya untuk lolos kualifikasi Race to Tokyo dan itu sepertinya agak mustahil.

“Saya pikir akan jauh lebih sulit untuk meningkatkan energi saya ke sana. Jadi, baik secara fisik maupun mental, sulit bagi saya untuk melanjutkannya selama satu tahun lagi,” tuturnya.

“Setelah All England, saya memiliki waktu sekitar dua setengah bulan untuk memikirkan apa yang ingin saya lakukan. Setelah latihan nasional kembali berjalan pada 1 Juni, saya membiarkan diri saya untuk berlatih dan melihat bagaimana perasaan saya. Tapi selama latihan itu saya tidak bisa melihat diri saya sebagai pemain top dunia. Saya merasa ingin pensiun, jadi saya tidak bisa berkonsentrasi pada latihan,” sambungnya menambahkan.

Keesokan harinya, Takahasi langsung memberitahu Matsutomo bahwa keputusannya untuk pensiun sudah bulat. “Dia menerimanya, tetapi dia berkata dia akan memikirkan tentang apa yang ingin dia lakukan. Jadi pada akhir pekan dia kembali dan berkata jika di mengerti keputusan saya, jadi tidak apa-apa jika saya pensiun, tapi dia masih suka bermain bulutangkis, jadi dia akan tetap melanjutkannya,” bebernya.

Di sisi lain, pada awalnya Takahashi mengaku sempat takut untuk membuat pengumuman bahwa dia akan gantung raket. “Saya pikir jika saya pensiun saat ini, mungkin ada orang yang akan terkejut atau marah dan berkata kenapa saya tidak bermain sampai Olimpiade Tokyo,” katanya.

“Tapi akhirnya saya tidak masalah akan hal itu, karena saya yang membuat keputusan. Selama bertahun-tahun saya bermain bulutangkis dan saya jadi dikenal banyak orang. Ada fans dari negara lain, jadi saya pikir saya tidak akan menyesalinya dan saya mengadakan konferensi pers di hari yang sama ketika saya memenangkan medali emas (Olimpiade Rio de Janeiro 2016),” tandasnya.