BWF World Championship 2021 - Antonsen Takjub dengan Karier Panjang Niluka

Niluka Karunaratne (BWF)
Niluka Karunaratne (BWF)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Anders Antonsen baru saja menginjak usia empat tahun ketika Niluka Karunaratne dari Sri Lanka terjun ke kejuaraan dunia. Peristiwa tersebut terjadi di Spanyol, saat Karunaratne berumur 15 tahun. 20 tahun kemudian, tepatnya pada Rabu (15/12) di Huelva, Spanyol, tunggal putra Denmark itu bertemu Karunaratne dan berhasil menang 21-11 21-15, sekaligus memastikan tiket babak ketiga BWF World Championship 2021.

"Itu 'gila', menakjubkan! Saya tidak pernah berpikir jika saya bisa bermain begitu lama. Kita lihat saja nanti, tapi itu pencapaian yang 'gila'," tutur Antonsen mengomentari karier panjang Karunaratne dalam gelanggang bulu tangkis, melalui laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Selama dua dekade Karunaratne menjadi figur utama bulu tangkis Sri Lanka. Dua adiknya, Dinuka dan Diluka, juga terjun ke olahraga pukul bulu ini dan sukses meraih gelar juara junior dan kemudian beralih ke olahraga kriket.

Meski kalah dua gim langsung, Karunaratne puas dengan performanya pada malam itu. "Setelah melalui masa-masa sulit, minimnya waktu berlatih, kesempatan berlaga di Olimpiade, kemudian berlatih dengan tim Jerman di Mulheim selama enam pekan, saya menunjukkan penampilan yang baik saat melawan salah satu pemain terbaik dunia. Saya puas. Saya cukup senang dan bangga dapat kembali mewakili negara saya di kejuaraan dunia," jelasnya.

Pebulu tangkis berumur 36 tahun itu mengingat-ingat momen kejuaraan dunia pada tahun 2001. Kala itu, menurutnya, Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia masih digelar dalam waktu yang berdekatan. "Saya ingat ketika Hendrawan menjuarai Kejuaraan Dunia. Saya adalah penggemar berat Taufik (Hidayat). Hendrawan bermain melawan Taufik di semifinal, dan Taufik tengah unggul beberapa poin sebelum mengalami cedera. Dia kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya pada poin-poin selanjutnya hingga akhirnya menarik diri dari pertandingan. Hendrawan melaju ke final dan mengalahkan Peter Gade," Karunaratne, menceritakan momen-momen penting di hadapannya 20 tahun silam.

"Sulit untuk menyatakan bahwa banyak pemain lain yang lebih baik daripada Taufik atau Lee Chong Wei atau Lin Dan atau Peter Gade. Menurut saya, tak seorang pemain yang dapat bertanding pada level mereka. Seperti pada final Kejuaraan Dunia 2011 atau final Asian Games 2006, intensitas serta kualitas mereka sangat menakjubkan," jelas Karunaratne.

"Perbedaannya saat ini terletak pada olahraga sebagai hiburan yang menarik bagi para penonton serta kombinasi antara keterlibatan sponsor dan jumlah uang yang digelontorkan oleh sponsor. Bulu tangkis telah berkembang pesat. Pada tunggal putri, contohnya, level permainannya pun telah meningkat," Karunaratne, menambahkan.

Kepada BWF Karunaratne menuturkan, karier panjangnya bermula di Spanyol, tepatnya di Seville, saat Negeri Matador tersebut menjadi tuan rumah kejuaraan dunia. "Kemungkinan besar ini adalah Kejuaraan Dunia saya yang terakhir. Saya sangat senang dapat mencapai hingga sejauh ini," tuturnya.

"Karier bulu tangkis saya telah melampui 20 tahun. Saya masih ingin bermain untuk Sri Lanka di Commonwealth Games, agar dapat mengakhiri karier saya di pergelaran olahraga besar. Saya telah bermain di tiga ajang Olimpiade, mengalahkan empat pemain top dunia, dan memenangkan International Series dan International Challenger, jadi bakal sangat menyenangkan jika saya dapat menyudahi karier ini di panggung besar sekaligus mengucapkan selamat tinggal," pungkasnya.