Seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org, pasangan juara bertahan ini harus lebih dulu kehilangan game pertama setelah terus berada di bawah tekanan lawan. “Pergerakan kita sangat lambat. Terus banyak melakukan kesalahan, jadi mereka lebih percaya diri. Di game pertama permainan mereka keluar, sementara kita tertekan,” kata Mohammad Ahsan usai bertanding.
Tak mau mengulangi kesalahan yang sama, Hendra/Ahsan berusaha untuk bangkit dan mengubah tempo permainan dengan lebih cepat di awal game kedua. “Game kedua kita mempercepat tempo duluan. Game ketiga juga ketinggalan dulu, banyak mati juga. Tapi kita coba terus,” ujar Hendra Setiawan.
Sebelum memastikan kemenangannya, ganda putra peringkat dua dunia ini juga harus tertinggal 0-7 saat mengawali permainan di game ketiga. Perlahan tapi pasti, The Daddies akhirnya mampu memangkas jarak selisih poin menjadi 14-15. Setelah itu, Hendra/Ahsan mulai mengembalikan keadaan hingga akhirnya menang tipis 25-23.
“Mereka main nothing to lose, balik nggak mati-mati lagi. Jadi kita yang salah. Bisa dibilang kita main dalam tekanan terus sampai game ketiga. Walaupun game kedua kita bisa menang, tetapi kita masih banyak melakukan kesalahan,” jelas Ahsan.
Lolos ke babak 16 besar All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Hendra/Ahsan akan kembali berhadapan dengan pasangan Jepang, yakni Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. “Besok juga nggak mudah. Kita harus lebih fokus lagi,” tutup Hendra.
Selain Hendra/Ahsan, ganda putra Indonesia juga sudah meloloskan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan pasangan nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Sayangnya, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka Aryapankaryanira harus tersingkir di babak pertama setelah kalah 13-21, 21-19 dan 8-21 dari unggulan ketiga asal Tiongkok, Li Jun Hui/Liu Yu Chen.